Dewi 'dee' lestari. Bagi yang suka novel pasti tahu siapa
dia. Seorang Dee yang punya banyak karya original dan sukses dalam tulisannya
serta beberapa sudah dituangkan dalam film. Penulis favoritku dan panutanku
dalam menulis.
Menulis tidaklah gampang juga tidaklah susah. Buatku,
tergantung mood memulainya. Kunci dari menulis ada dalam 1 baris kalimat
pertama. Seringkali banyak dari kita yang sulit menerjemahkan ide ke atas
kertas pada kata pertama. Ada banyak pilihan kata yang dapat kita ambil untuk
memulai sebuah kalimat. Hingga akhirnya tak jarang kita berhenti dengan
menelantarkan kertas kosong.
Biasanya, aku bisa menulis kalimat pertama jika ada
suara hujan. Udara menjadi sejuk, suasanapun nyaman. Sukses di kalimat pertama,
selanjutnya dapat dipastikan lancar bahkan tidak mau berhenti sampai tulisannya
selesai. Salah satu tulisan fiksi yang berhasil kutulis pertama kali adalah
cerpen berjudul "First Love at First Sight". Nanti akan kubagikan gratis
untuk kalian 😊
Awalnya, aku hanya menulis diary. Menyenangkan jika sudah
besar nanti bisa membaca keseharianku sejak masih sd. Begitu pikirku. Namun
kenyataannya, malu rasanya ketika membaca diary masa lalu. Kenapa aku alay
banget ya? (hahahahaha) Semua orang dewasa pasti pernah mengalami masa alay dan
akan menyesali sikap alaynya itu ketika sudah "sadar". Padahal
terlepas dari itu, kita dapat menilai perkembangan tulisan sendiri dengan
membaca diary. Apakah semakin hari semakin alay? LOL
Yang dibutuhkan dalam menulis adalah konsistensi. Setiap
orang mempunyai gaya berbeda dalam menulis. Dan konsistensi gaya itulah yang
harus kita jaga. Karena kita dapat dikenali melalui tulisan yang telah menjadi
identitas kita. Tidak masalah jika gaya kita dalam menulis sama dengan penulis
tertentu. Bisa jadi karena faktor baru selesai membaca hasil karya penulisnya.
Maklum kok. Seiring berjalannya waktu, kamu pasti menemukan gayamu sendiri.
Ingat, konsisten!
Belajar dan terus belajar melalui penulis populer adalah
cara ampuh untuk mengasah kemampuan menulis kita. Aku sendiri bukanlah penulis.
Hanya orang awam yang sok tahu membagi pengalamannya lewat tulisan. Tapi,
menjadi penulis adalah salah satu impianku sejak smp. Meski sudah 2 kali
karyaku ditolak penerbit. Tapi jangan menyerah! Aku selalu mengucapkan mantra
itu setiap kali ditolak. Ada yang sudah melewati beberapa tahap, tapi hasil
akhirnya ditolak juga. Tidak masalah ;-) jadikan pembelajaran sambil terus belajar menulis.
Penerbit di Indonesia ada banyak kok.
Nah, mari kita sama-sama belajar menulis agar tulisan kita
berkenan di hati banyak orang. Temukan jati diri kita dalam tulisan dan
teruslah menulis.
Selalu semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar